DUMAI, Detik12.com – Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Dumai, Satrio Wibowo AP. M.Si mengakui bahwa asap hitam yang membumbung keluar dari Cerobong pabrik refinery CPO milik PT Nagamas Palmoil Lestari (PT NPL) kwalitasnya masih dibawah baku mutu menjadi pertanyaan publik di Kota Dumai.
“Sejauh ini, laporan swapantau yang kami terima masih dibawah baku mutu”, ujar Satrio Wibowo, menanggapi konfirmasi media ini seputar keresahan warga soal asap yang menghitam pekat keluar dari cerobong pabrik refinery PT NPL.
Satrio Wibowo mengatakan, bahwa pihak PT Nagamas sudah mengirimkan surat pemberitahuan ke pihaknya bahwa boiler NPL yang beroperasi hanya 01 dan itupun kondisinya tidak optimal sedangkan boiler 02 sedang dalam perawatan.
“Terkait hal itu kami sudah lakukan pemantauan saat pelaksanaannya sehingga asap hitamnya tidak jangka lama dan dampaknya tidak melewati baku mutu”, terang Satrio Wibowo saat dikonfirmasi detik12.com lewat nomor phonselnya.
Sementara itu, apa yang disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Dumai Satrio Wibowo menyebut kalau asap hitam pekat keluar dari cerobong pabrik pengolahan CPO milik PT NPL kualitasnya masih dibawah baku mutu juga disayangkan sejumlah pihak di Kota Dumai bahkan dipertanyakan.
Kenapa demikian, karena apa yang disampaikan Satrio Wibowo yang menyebut asap hitam dari cerobong perusahaan dimaksud diduga belum menguji dan belum menganalisis asap hitam dan emisi buang cerobong perusahaan itu.
“Apakah pihak dinas lingkungan hidup Kota Dumai sudah menguji atau mengambil sampel untuk mengetahui kualitas udara di sekitar perusahaan dan pemukiman disini”, tantang salah seorang narasumber media ini seakan menyikapi dan bertanya soal statemen Kepala Dinas Lingkungan hidup Kota Dumai tersebut.
Menurut sumber media ini menduga, bahwa instansi terkait di Kota Dumai kusunya Dinas Lingkungan hidup kurang memperhatikan kualiatas udara ambien khususnya di wilayah pelabuhan Pelindo 1 Cabang Dumai. Dimana wilayah pelabuhan Pelindo 1 Cabang Dumai merupakan wilayah yang dipenuhi oleh pabrik industri pengolahan CPO.
Sumber media juga mempertanyakan dinas lingkungan hidup Kota Dumai apakah dinas LH pernah mengambil sampel udara ambien didaerah pemukiman penduduk sekitar wilayah pelabuhan industri Pelindo 1 Cabang Dumai yang dapat berdampak konsentrasi dan paparan pencemaran udara akibat emisi cerobong pabrik, ujar sumber mengulangi pertanyaannya.
Sebagaimana diberitakan media ini sebelumnya, asap menghitam pekat membumbung keluar dari cerobong PT NPL sudah sejak hari Jumat (3/7-2020) sepekan lalu dan hal serupa sudah kerap terulang namun tidak pernah terdengar tindakan sanksi atau tindakan hukum dari instansi berwenang dengan tujuan agar standar operasional pengelolaan pabrik oleh perusahaan dilakukan maksimal.
Pantauan detik12.com dilapangan hingga Jum’at (10/7-2020), kondisi asap dari cerobong perusahaan terkadang membumbung lurus keatas langit namun terkadang asap tampak terbawa arus angin mengarah ke pemukiman penduduk warga sekitar Jalan Datuk Laksamana yang merupakan ring satu di wilayah pelabuhan Pelindo 1 Cabang Dumai.
Kondisi itu akan berdampak bagi lingkungan hidup dan meresahkan para warga sekitar wilayah pelabuhan (ring satu) karena asap pabrik berwarna hitam tersebut sudah menjadikan polusi udara yang berdampak pada kesehatan manusia.
Sebagaimana disampaikan dokter umum di Kota Dumai, dr Hafidz Permana menyebut bahwa asap berwarna hitam dari cerobong pabrik mengandung Carbon monoksida yang tinggi.
Carbon monoksida yang tinggi memiliki dampak kepada kesehatan organ Paru dan sistem organ saluran napas manusia bahkan dapat mengakibatkan iritasi pada jalan nafas sehingga menimbulkan sakit tenggorokan dan batuk-batuk.
Bisa menimbulkan peradangan pada jaringan paru atau juga bisa menjadi pemicu terjadinya serangan asma atau serangan sesak nafas pada penderita gangguan paru kronik.
Namun demikian kata Hafidz, asap berwarna hitam tersebut harus jelas kajiannya mengandung apa saja, kata dr Hafidz Permana, menyikapi asap hitam dari industri pengolahan minyak kelapa sawit tersebut.
Liputan : Tambunan