detik12.com- Pelantikan Direktur Utama dan Direktur Operasional BUMD PT. Pelabuhan Dumai Berseri diwarnai intrik yang hangat diperbincangkan oleh publik karena diduga kuat Dirut dan Dir Ops BUMD yang baru saja dilantik melalui Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham ini merupakan salah satu Tim Sukses Walikota pada saat momen Pilkada dikota dumai beberapa waktu lalu.
Kekhawatiran ini juga dirasakan oleh GEMPA,
salah satu Koordinator yakni Wahyu Ari Septian, dalam hal ini menyebutkan bahwa terpilihnya Direktur Utama dan Direktur Operasional yang baru ini terdapat beberapa kekeliruan, karena jauh sebelum adanya Dirut dan DirOps baru ini BUMD PT. PDB banyak sekali terjadi persoalan mulai dari minimnya PAD, Gaji Karyawan yang tak dibayarkan, juga termasuk tunjangan hari raya serta konflik lainnya yang belum terselesaikan.
Kekeliruan ini dimulai dari calon kandidat Dirut BUMD PT. PDB yang kini telah dilantik yaitu berinisial L diduga kuat merupakan tim pemenangan kandidat walikota PAS pada masa kampanye silam. Begitu pula dengan DirOps BUMD yang berinisial “IK” yang diduga kuat merupakan saudara dari Ketua Tim Pemenangan.
Karena sangat tampak jelas politik dinasti serta sistem monarki dan sarat akan kepentingan sehingga ditakutkan berujung mengabaikan seluruh permasalahan yang ada di dalam perusahaan.
Hal senada juga disampaikan oleh Muhammad Febri selaku salah satu koordinator GEMPA, juga menegaskan bahwa latar belakang Dirut BUMD PT.PDB yang baru dilantik ini bukanlah seorang pengusaha melainkan seorang karyawan di salah satu bank. “Bagaimana kita bisa optimis dengan kinerja Dirut baru ini kalau track record nya saja kita ragukan, terlebih lagi takut akan adanya “jual beli” proyek pengadaan atau pengerjaan dilingkungan Badan Usaha Milik Daerah ini untuk segelintir atau sekelompok oknum, bukannya mementingkan kemajuan BUMD kita” tegasnya
Kita dari Gerakan Mahasiswa dan Pemuda meminta kepada OPD terkait bahkan walikota Dumai untuk mengevaluasi kembali terkait pengangkatan Direktur Utama dan Direktur Operasional baru ini dan memilih orang-orang yang profesional di bidangnya. Bukan malah memprioritaskan dan membagi “kue” pada orang-orang ditim kemenangannya. Tutup Febri
Armen j
